-->

Notification

×

Iklan

Iklan

Aminudin, Sp. Ada Tiga yang Menjebabkan Bangsa Menjadi Retak

Sabtu, 18 Februari 2023 | Sabtu, Februari 18, 2023 WIB Last Updated 2023-02-18T03:47:47Z

 


 Putrawayka.com,-sabtu 18/02/2023  

Bangsa ini sesungguhnya punya modal sejarah, modal rohaniah dan juga modal intelektual yang cukup dan dianugerahi Tuhan kemerdekaan yang luar biasa disamping kekayaan alam. Dan dalam titik sejarah yang paling kritis, bangsa ini diberi khasanah oleh pendiri bangsa tentang makna pengorbanan.


Dalam proses perjalanan panjang, ada sesuatu yang hilang dalam tubuh bangsa ini. Kalau dikatakan "adakah yang retak ?" , Jujur ciri orang yang dewasa adalah berani  mengakui kesalahan dan kekurangan dirinya.


Bangsa ini ada gejala retak, tidak menutup kemungkinan suatu saat musibah besar terjadi. Karna tidak ada bangsa yang besar itu tanpa masalah.

Kalau kita coba rujuk pada alqur'an surat Al Isro ayat 16, ini bisa menjadi filosopi kita dalam berbangsa. " Jika Allah/Tuhan  menghendaki sebuah bangsa itu hancur, maka Ia biarkan para elit bangsa itu untuk berbuat sekehendaknya. Lalu diingatkan oleh mereka pembawa kebenaran ( Rosul ) dan siapapun yang membawakan kebenaran, dan mereka tetap tebal muka, dia tetap ugal-ugalan dan dia tetap gegabah dan dia tetap terus berjalan dengan kesalahan dan keserakahannya lalu bangsa itu menjadi hancur.


Ada tiga hal yang membuat bangsa itu menjadi retak. Yang pertama adalah sifat sembrono dari warga bangsa atau elit bangsa siapapun dia. Dan sifat sembrono ini lalu tumbuh menjadi culture lalu dibenarkan oleh publik.

Lalu yang ke dua, sistem yang luruh, yang lemah. Jadi sistem tidak lagi menjadi sistem hukum, melainkan sistem politik. Kemudian tidak bisa lagi tegak diatas mana yang benar mana yang salah, semuanya menjadi serba abu-abu. Lalu terjadi suasana yang uncertain city /ketidak pastian. Dan yang ketiga value Nilai-nilai kita berbangsa tidak dipahami tidak dihayati, cuma dihafal.


Pembukaan UUD 46, Pancasila, kemudian semangat para pendiri bangsa itu lewat hanya sekedar hafalan dan tidak menjadi value.


Tapi kita harus tetap obtimis,karna arus bangsa kita ini sebenarnya masih ada dalam sebuah semangat untuk bersama. Bung Karno bilang, Indonesia akan tetap tegak bila ada gotong royong. Bung Hatta bilang, ketika koliktivitas itu menjadi nafas gerakan hidup kita. Dan hampir semua tokoh bangsa yang punya jiwa begarawan mewariskan nilai-nilai itu. Tinggal maukah kita semua untuk menyerab nilai itu dan mempraktekannya dalam kata, bukan retorika. ( Red )

×
Berita Terbaru Update